Final Results All England Premier SS 2011 Tiga Milik China, Denmark & Malaysia Raja Sektor Putra

Posted: Kamis, 17 Maret 2011 by Tri Suciyati in
0

Meskipun sebagian besar para pemain muda China tumbang lebih awal atau kalah tak terduga di turnamen ini namun pada akhirnya sang negeri tirai bambu tetap berhasil menjadi yang terbaik dengan mengoleksi tiga gelar. Sementara itu di dua sektor lainnya, dominasi para pemain Denmark dan Malaysia kembali memukau penonton yang memadati National Indoor Arena tadi malam.

Permainan reli-reli panjang yang tersaji antara unggulan teratas, Wang Sixian dan ‘underdog’ sudah mewarnai jalannya pertandingan di set pertama. Meskipun Wang lebih diunggulkan, keberhasilan ‘tak terduga’ Eriko yang lolos hingga babak semifinal mengundang simpati banyak pihak yang menyaksikan pertandingan ini secara langsung di stadium. Perminainan yang lebih banyak dibumbui oleh laga di depan net dan penempatan bola-bola sulit mampu didominasi oleh Shixian hingga jeda interval 11-7 dan terus berlanjut hingga 17-12. Namun lima poin beruntun yang diperoleh Eriko dari hasil kelincahan permainannya di depan net semakin seru ketika terjadi kejar mengejar perolehan poin hingga Eriko mencapai match point lebih dulu 20-19.

Keadaan berbalik menjadi keunggulan Shixian ketika ‘backhand smash’ yang dilancarkannya gagal dikembalikan dengan sempurna oleh Hirose dan dua pukulan pendek Shixian di depan net akhirnya menutup set ini 24-22 untuk putri China. Eriko sebenranya mampu mengimbangi kelincahan dari Shixian dan fokus terhadap permainan, beberapa pukulan smash ‘tak terduga’ dan pengembalian silang yang sulit ditebak dari tengah lapangan membuat perolehan poin berjalan lebih imbang.

“Saya merasa cukup gugup di set pertama, terutama saat perbedaan poin menjadi sangat dekat”, aku Shixian. “Namun saya berhasil tampil lebih rileks dan akhirnya memenangkan poin demi poin” lanjutnya kemudian.

Sementara itu di set kedua, Eriko hanya mampu mendominasi jalannya pertandingan hingga kedudukan 8-6, namun setelah Wang berhasil menggempur pertahanan Eriko dengan pukulan-pukulan dropshotnya dan meningkatkan tempo serangan, Eriko kembali tertinggal 8-11 ketika jeda interval. Dominasi tunggal China terus berlanjut hingga kedudukan kritis 17-12 dan 20-16. Meskipun sempat mencoba untuk bangkit dengan maraih dua poin beruntun, Eriko akhirnya dipaksa menyerah 18-21 oleh peraih gelar Malaysia Open Premier SS 2011 tersebut.

“Saya membuat beberapa kesalahan sendiri khususnya di set kedua namun saya telah berusaha yang terbaik dan saya bangga dengan itu”, ungkap pebulutangkis negeri sakura yang menyingkirkan pemain bersinar Saina Nehwal dalam laga perempatfinal sebelumnya ini. “Saya semakin percaya diri dengan torehan prestasi saya di turnamen ini dan saya berharap bisa membantu tim Jepang untuk memenangkan piala Uber suatu saat dan menjadi tunggal terbaik dunia”, paparnya kemudian.

Sementara satu-satunya partai final yang tidak melibatkan pemain China akhirnya menjadi ‘match of the day’ yang sangat dinanti oleh para penonton. Satu-satunya utusan Eropa yang tersisa, Mathias/ Carsten bukan hanya berhasil mempersembahkan gelar semata wayang bagi kubu Eropa namun juga mampu mempertunjukkan pertandingan menghibur ketika menjamu duo negeri jiran, Koo Kien Keat/ Tan Boon (5) yang sukses menekuk Markis/ Hendra dan Fu/Cai di laga sebelumnya.

Di set pertama, Koo/Tan mendominasi jalannya pertandingan meskipun dari sisi serangan dan pertahanan kedua pasangan berimbang namun beberapa penempatan bola-bola ganda Malaysia yang sulit ditebak berhasil membuahkan keunggulan 21-15 bagi Koo/Tan. Namun di paruh akhir set kedua setelah sempat terpuruk 6-10, Mathias/Carsten mampu bangkit dan membalikkan keadaan 12-10 dan 14-11. Kejar mengejar angka kembali terjadi hingga skor 18-18, namun permainan taktis pasangan Denmark akhirnya berhasil memperpanjang nafas untuk rubber set 21-18.

Ganda Malaysia kembali menjadi dominan di set ketiga. Unggul 9-4 di awal set, Koo/Tan seperti tak terbendung ketika bola-bola drive yang sangat cepat dan dipadu dengan permainan pengembalian pendek di depan net yang tak terduga arahnya mengantar mereka untuk terus unggul hingga 16-11. Namun di titik ini ganda Denmark ternyata mengubah taktik serangan dengan Boe yang lebih banyak berdiri di depan net untuk ‘membunuh’ bola ketika Carsten mencoba untuk menurunkan bola-bola yang menggempur bagian belakang lapangan. Mendapatkan 7 poin beruntun yang mengubah kedudukan menjadi berbalik unggul 17-16, duet Denmark seperti mendapatkan kesempatan kedua untuk terus meningkatkan tempo serangan 19-17 dan akhirnya menyudahi set ini 21-18.

“Kekalahan tipis kami di babak final tahun kemarin sungguh mengecewakan dan bisa memenangkannya di tahun ini dengan kondisi yang sama sungguh suatu perasaan yang luar biasa” ungkap Carsten usai pertandingan. “Benar-benar sulit dipercaya! Perasaan yang sulit untuk digambarkan.” lanjutnya seraya tersenyum puas.

Partai ketiga yang diharapkan penonton akan terjadi permainan seru yang serupa ternyata berjalan tak sesuai skenario. Duet Jepang yang tampil dominan, Mizuki/ Reika saat menantang sang penakluk dua ganda senior China, Shizuka/ Mami bermain jauh di bawah performa terbaik mereka ketika menantang duet Yu Yang/ Wang Xiaoli yang diunggulkan di tempat ke-3. Antiklimaks penampilan Mizuki/ Reika ini tidak hanya terlihat dari dominasi yang sangat kuat dari pasangan China namun juga banyaknya kesalahan sendiri yang dilakukan oleh pasangan Jepang. Hanya kurang dari 30 menit, ganda negeri sakura kalah telak, 2-21, 9-21.

China kembali menambah gelar di turnamen ini ketika duet Thailand, Sudket/Saralee gagal menampilkan performa terbaik mereka seperti saat menjungkalkan ganda China lainnya, Tao Jiaming/ Tian Qing di babak perempatfinal yang lalu. Beberapa kali Saralee sempat kecewa karena banyaknya kesalahan sendiri yang seharusnya tidak perlu di lakukan. Bahkan saking kesalnya dengan permainannya sendiri, begitupun Sudket yang diakhir set kedua dengan sengaja membiarkan pengembalian bola ‘mudah’ Ma Jin masuk ke lapangannya dan dengan serta merta menjabat Xu Chen sebagai pertanda selamat atas ke menangan mereka.

Kemenangan telak 21-13, 21-9 atas tandem Thailand ini setidaknya mampu mengobati kekecewaan atas menurunnya performa sebagian besar pebulutangkis China di turnamen ini. Ma Jin sendiri mengaku senang bisa berpasangan dengan Xu yang bertubuh cukup jangkung sehingga memudahkannya untuk terus melancarkan serangan bagi duet Sudket/Saralee. “Saya berharap bisa terus berpasangan dengan Xu Chen untuk mempertahankan gelar juara dunia tahun lalu bersama Zheng Bo”, tutupnya usai pertandingan.

Di partai penutup giliran China yang dibuat kecewa oleh penampilan tunggal terbaiknya, Lin Dan (3) saat menjamu peringkat satu dunia, Lee Chong Wei. Pergerakan Lee yang lebih lincah yang dipadu dengan penempatan bola-bola yang akurat dan sulit dijangkau membuatnya mampu mendominasi jalannya pertandingan. Seteah unggul 11-10 saat jeda interval, Lee seperti tak terbendung, 17-10. Namun berkat akurasi dan konsistensinya, Lin Dan berhasil memperkecil selisih poin menjadi 17-18. Di titik ini, mental Lee sempat turun namun kesalahan sendiri yang dilakukan bertubi dari Lin Dan saat gagal menyebrangkan bola di depan net kembali membuat Lee di atas angin dan mengakhiri set ini 21-17.

Lee Chong Wei kembali menguasai jalnnya pertandingan set kedua hingga kedudukan 14-10 dan 16-13. Namun untuk keduakalinya Lin Dan kembali berhasil mengunci Lee untuk menyamakan kedudukan di angka 17. Beberapa bola ‘tipu’ yang ditutup dengan smash-smash tajam Lee dan pukulan dropshotnya kembali membuat Lee unggul 19-17. Pertahanan Lee yang sempurna saat membloking bola yang ditutup oleh pukulan menyilang Lin Dan yang terlalu melebar akhirnya memastikan Lee untuk menamatkan set ini lebih dulu 21-17.

“Tidak seperti permainan saya yang biasanya, hari ini saya membuat banyak kesalahan sendiri”, cerita tunggal peraih multigelar yang berhasrat untuk gantung raket setelah Olimpiade London usai pertandingan. Kekalahan ini sekaligus menggagalkan impian Lin Dan untuk menimang gelar All England kelimanya sedangkan bagi Malaysia gelar ini cukup ampuh untuk mengobati kekecewaan mereka yang tetap setia mendukung pahlawan idolanya setelah ganda putra mereka mengalami kekalahan di laga sebelumnya.


SUMBER: http://bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=6840

0 komentar: