Asian Games XVI Terima Kasih, Kido dan Hendra

Posted: Sabtu, 20 November 2010 by Tri Suciyati in
0


JAKARTA, Kompas.com - Indonesia akhirnya bisa bernafas lega. Target untuk meraih minimal satu medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis di arena Asian Games XVI bisa terwujud, setelah Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil mengalahkan pasangan terkuat Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.

Dalam laga final yang melelahkan dan penuh drama di Tianhe Gymnasium, Sabtu (20/11/10), Kido/Hendra menang 16-21, 26-24, 21-19. Hasil tersebut membuat ketegangan yang melanda kubu Indonesia langsung sirna seketika, dan berubah menjadi sukacita tiada tara.

Laksana setetes air yang membasahi tenggorokan yang kering, kesuksesan Kido/Hendra tersebut benar-benar menyejukkan dan melegakan. Di tengah krisis prestasi bulu tangkis Indonesia, mereka berhasil membuat seluruh rakyat Indonesia terharu dan bergembira karena mengibarkan bendera Merah Putih, serta memperdengarkan lagu Indonesia Raya, di negara orang. Jadi, sangat pantas jika kita berterima kasih kepada Kido/Hendra, yang jadi penyelamat tradisi emas bulu tangkis.

Pasangan yang sekarang sudah tidak bernaung di bawah atas Pelatnas Cipayung ini, sudah memberikan "nyawa" kedua bagi Indonesia di pentas olahraga multi-event. Sebelum di Asian Games ini, mereka juga menjadi penyumbang emas di Olimpiade Beijing 2008, sehingga Indonesia berhasil mempertahankan tradisi emas di dua event bergengsi tersebut.

Kido/Hendra mampu mewujudkan tekad yang sudah dicanangkan menjelang partai final. Usai mengalahkan salah satu musuh bebuyutannya dari Korea Selatan, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, di semifinal, Kido secara tegas mengatakan bahwa mereka siap "mati" untuk persembahkan medali emas.

"Selama ini lebih banyak kalahnya. Namun saat ini suasananya lain. Saya akan tampil all-out dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia," ujar Kido, Jumat (19/11/10), yang ditimpali Hendra bahwa mereka hanya punya satu pilihan, yaitu emas bagi Indonesia.

Pernyataan mantan ganda nomor satu dunia tersebut menjadi kenyataan. Di atas lapangan, Kido/Hendra jatuh-bangun untuk meraih setiap poin yang sangat berharga demi mengharumkan nama besar Indonesia, yang dulu merupakan raksasa bulu tangkis.

Rekor buruk dalam pertemuan dengan Koo/Tan (di mana sebelum laga final ini kalah 3-5), tak membuat nyali Kido/Hendra ciut. Malah, serangan bertubi-tubi yang dilancarkan membuat pertahanan Koo/Tan koyak, dan akhirnya harus mengakui semangat pantang menyerah ganda nomor tiga dunia ini.

Kido/Hendra menunjukkan perjuangan yang sangat mengagumkan. Demi bangsa, mereka melupakan semua kendala yang dihadapi, termasuk kesedihan yang pernah dirasakan lantaran sempat disia-siakan oleh pengurus PBSI, ketika tidak mendaftarkan ke turnamen China Masters beberapa bulan lalu.

Ya, Kido/Hendra merasa persiapannya tidak mulus. Rangkaian hasil sepanjang musim 2010 menjadi salah satu bukti performa pasangan peraih perunggu Asian Games 2006 ini sedang turun, di mana mereka hanya bisa meraih satu gelar di Malaysia GP Gold bulan Juli lalu.

Belum lagi, mereka juga terpisah cukup lama karena sejak tampil di Kejuaraan Dunia bulan Agustus, pasangan ini tak pernah berduet lagi setelah batal tampil di Jepang Terbuka Super Series pada bulan September. Kondisi ini diperparah lagi dengan sakit yang membekap Hendra, sehingga mereka juga tak bisa ambil bagian dalam Indonesia Grand Prix Gold di Samarinda.

Kido dan Hendra baru bermain lagi di Denmark Terbuka Super Series pada akhir bulan lalu, dua pekan menjelang tampil di Asian Games 2010 ini. Di turnamen "pemanasan" tersebut, Kido/Hendra berhasil menembus final, tetapi ditaklukkan pemain tuan rumah yang juga peringkat satu dunia, Mathias Boe/Carsten Mogensen.

"Kalau dilihat dari hasil-hasil belakangan ini, agak berat bagi kami di Asian Games. Tetapi saya mau bermain maksimal, berusaha bermain sebaik mungkin," ujar Kido, sebelum berangkat ke Guangzhou.

Ternyata, mereka mewujudkan komitmen yang dicanangkan untuk negeri tercinta ini. Meskipun gagal di nomor beregu putra karena hanya mampu mempersembahkan perunggu, Kido/Hendra membayarnya dengan emas di nomor perseorangan.

Perjalanan untuk mempertahankan tradisi emas tersebut sangat melelahkan dan penuh ketegangan. Di perempat final, mereka lebih dulu menyingkirkan lawan berat dari Taiwan, Chen Hung Ling/Lin Yu Lang, sebelum menjegal lawan yang memiliki rekor pertemuan lebih bagus, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, untuk maju ke final.

Di partai puncak saat melawan Koo/Tan, yang merupakan juara bertahan, Kido/Hendra sempat membuat kubu "Merah Putih" terhenyak dan nyaris putus asa karena kalah 16-21 di game pembuka. Apalagi, dia game kedua pun, Kido/Hendra harus menyelesaikannya dengan lima kali deuce, sebelum menang 26-24.

Beruntung, pada game ketiga, Kido/Hendra bisa mengatasi tekanan. Meskipun sempat unggul 15-9 dan dikejar lawan hingga skor menjadi ketat 19-19, ganda putra terbaik Indonesia ini akhirnya menang 21-19. Sontak, mencairlah ketegangan yang menghinggapi para pecinta bulu tangkis di Tanah Air, termasuk mantan Ketua Umum KONI Agum Gumelar, Ketua Umum KONI Rita Subowo, dan mantan ketua PB PBSI Sutiyoso, yang menyaksikan secara langsung duel di Tianhe Gymnasium, Guangzhou.

"Saya senang hari ini bisa mengatasi pertandingan yang sulit dan penuh tekanan, dan senang karena tidak jadi kalah pada saat kami dalam posisi kritis," ujar Kido, usai memenangkan partai final.

Jadilah, target meraih minimal satu emas sebagai tradisi Asian Games, bisa terwujud. Padahal, sebelumnya Indonesia berada dalam kondisi kritis untuk meraih target itu, setelah semua wakil di sektor putri tersingkir, begitu juga dengan ganda campuran dan tunggal putra. Terima kasih, Kido dan Hendra!


sumber:
http://olahraga.kompas.com/read/2010/11/21/05041838/Terima.Kasih..Kido.dan.Hendra

Tim Bulutangkis Penuhi Target

Posted: by Tri Suciyati in
0


Guangzhou: Tim bulutangkis Indonesia memenuhi target pada Asian Games XVI/2010 dengan meraih satu medali emas ditambah tiga perunggu. Menurut manajer tim bulutangkis Indonesia, Yacob Rusdianto, Ahad (21/11), target Indonesia di bulutangkis memang satu emas dan itu terpenuhi melalui ganda putra.

Yacob menambahkan, sulit bagi Indonesia untuk bisa melakukan dominasi, pasalnya tim negara lain mencatat kemajuan yang signifikan dan membuat persaingan ketat. Negara manapun di Asia dan dunia tidak mungkin bisa melakukan dominasi karena kekuatan kian merata.

"Malaysia, Thailand, Cina Taipei juga memperlihatkan performance terbaik di Asian Games ini, dan satu emas dan tiga perunggu merupakan hasil maksimal," kata Yacob.

Seperti diketahui, medali emas dipersembahkan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan, sedangkan perunggu dipersembahkan pasangan Alven Yulianto/ Muhammad Ahsan, serta dua perunggu lainnya dari nomor beregu putra dan putri. Hasil Pebulutangkis andalan tim Merah Putih Markis Kido/Hendra Setiawan menambah koleksi emas keempat Indonesia di Asian Games XVI 2010, Sabtu (20/11) malam. Peraih medali emas Olimpiade 2008 ini mengalahkan pasangan Malaysia Koo Kean Keat/Tan Boon Heong dengan skor 16-21, 26-24, dan 21-19 di Arena Tianhe Gymnasium, Guangzhou.

Atas kemenangan ini, posisi Indonesia kembali naik ke urutan 10 perolehan medali Asian Games 2010 dengan raihan empat emas, enam perak, dan 10 perunggu. Sebelumnya kontingen Merah Putih berada di urutan 11 karena tergeser Thailand yang kini bercokol di posisi enam.ini, menurut Yacob, merupakan bahan evaluasi ke depan untuk mempersiapkan regenerasi atlet secara lebih cepat dan tepat.


Tim bulutangkis Indonesia rencannya akan kembali ke Tanah Air besok. Setelah berkumpul di pelatnas selanjutnya mereka akan kembali ke daerah masing-masing.


sumber: http://sport.liputan6.com/berita/201011/307553/Markis.Kido/Hendra.Tambah.Emas.Posisi.Indonesia.Naik

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Posted: by Tri Suciyati in
0

I. PENDAHULUAN
Kemajuan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam dunia bisnis. Hampir semua usaha bisnis betujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya (profit-making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu segala upaya dan tindakan dilakukan. Walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika dari bisnis itu sendiri.
Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang dengan menerapkan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis. Prinsip-prinsip etis dalam berbisnis adalah merupakan suatu hukum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair dan baik disertai dengan sebuah sistem pemerintahan yang adil dan efektif dalam menegakkan aturan bisnis tersebut. Dalam prinsip ini terdapat tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka kode etik profesi perlu diterapkan dalam setiap jenis profesi. Kode etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga daripada kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis, dengan berdasarkan kepentingan banyak pihak yang terlibat dengan perusahaan. Dan bukan didasarkan pada beberapa pihak tertentu saja. Karena itu, bagi akuntan, prinsip akuntansi adalah aturan tertinggi yang harus diikuti. Kode etik dalam akuntansi pun menjadi barang wajib yang harus mengikat profesi akuntan.



II. ETIKA dan PENDIDIKAN ETIKA
Ward. et al (1993) mendefinisikan etika sebagai sebuah proses, yaitu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Argumen ini berdasarkan ketidakpastian terlalu sederhananya persepsi umum atas pengertian etika yang hanya dianggap pernyataan benar-salah atau baik-buruk. Prose itu sendiri meliputi penyeimbangan pertimbangan sisi dalam (inner) dan sisi luar (outer) yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu.
Menurut Magnis-Suseno (1985) etika normatif terbagi atas dua, yaitu tolak ukur pertanggungjawaban moral dan menuju kebahagiaan. Tolak ukur pertanggungjawaban moral meliputi etika wahyu, etika peraturan, etika situasi, dan etika relativisme. Sedangkan etika normatif menuju kebahagiaan meliputi egoisme, pengembangan diri, dan utilitarisme. Disamping itu, Hardjoeno (2002) membagi jenis etika atas empat kelompok yaitu, etika normatif, etika peraturan, etika situasi dan relativisme.
Pengelompokkan etika normatif dan jenis etika tersebut, juga terdapat dalam multidimensional ethics scale (Cohen et al 1993) yang mengembangkan atas empat dimensi yaitu, dimensi justice/relativist, dimensi egoism, dimensi utilitarian, dan dimensi contractualism.
Kode etik dalam perspektif pendidikan adalah perjanjian bersama mengenai tingkah dan perilaku yang diharapkan bisa dilaksanakan profesi dengan baik (Ronny:2008). Saat ini berprofesi sebagai akuntan khususnya akuntan publik regenerasinya tidak seperti yang diharapkan. Sekarang, bagaimana menarik minat mahasiswa supaya tertarik menjadi akuntan publik, tentu ini persoalan kita bersama, KAP juga harus bertanggung jawab untuk memberikan gambaran apa itu akuntan publik karena mereka langsung terjun ke lapangan. Tentu harapan kita adalah KAP dikelola oleh akuntan muda, dan senior diharapkan tidak pelit dalam memberikan ilmu yang berkaitan dengan perkembangan audit.
Tujuan pendidikan etika menurut Wynd and Mager (1989) dalam Mc Donald dan Donleavy (1995) adalah tidak mengubah cara mahasiswa menganggap bagaimana seharusnya mereka bertindak dalam situasi tertentu. Tujuan yang lebih layak adalah bagaimana membuat mahasiswa lebih menyadari dimensi etika dan sosial dalam setiap pengambilan keputusan bisnis mereka, sehingga diharapkan bisnis ini akan menjadi komponen dalam proses pengambilan keputusan mereka kelak.
Sedangkan Loeb (1988) dan Hiltebeiltel dan Jones (1992) mengemukakan tujuan pendidikan etika dalam bidang akuntansi adalah:
1. Menghubungkan pendidikan akuntansi kepada persoalan-persoalan etis.
2. Mengenalkan persoalan dalam akuntansi yang mempunyai implikasi etis.
3. Mengembangkan suatu perasaan kewajiban atas tanggung jawab moral.
4. Mengembangkan kemampuan yang berkaitan dengan konflik etis.
5. Belajar menghubungkan dengan ketidakpastian profesi akuntansi.
6. Menyusun tahapan untuk suatu perubahan dalam perilaku etis.
7. Mengapresiasikan dan memahami sejarah dan komposisi seluruh aspek etika akuntansi dan hubungan terhadap bidang umum dan etika.


III. ETIKA PROFESI AKUNTAN
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1(994) menyatakan bahwa etika professional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika professional (Agnes, 1996). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik bertujuan melindungi keluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota IAI dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan atau belum menjadi anggota IAI. Di Indonesia, penegakkan kode etik dilaksanakan sekurang-kurangnya enam unit organisasi, yaitu Kantor Akuntan Publik, Unit Peer Review Kompartemen Akuntan Publik-IAI, Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik-IAI, Dewan Pertimbangan Profesi-IAI, Departemen Keuangan RI dan BPKP. Selain enam unit organisasi di atas, pengawasan terhadap kode etik juga dilakukan oleh para anggota dan pemimpin KAP.
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (Sihwajoni dan Gudono, 2000).
Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan. Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.


IV. RUU dan KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Untuk mengawasi akuntan public, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu) mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing Standart.
Laporan keuangan mempunyai fungsi yang sangat vital, sehingga harus disajikan dengan penuh tanggung jawab. Untuk itu, Departemen Keuangan menyusun rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik dan RUU Laporan Keuangan. RUU tentang Akuntan Publik didasari pertimbangan untuk profesionalisme dan integritas profesi akuntan publik. RUU Akuntan Publik terdiri atas 16 Bab dan 60 Pasal , dengan pokok-pokok mencakup lingkungan jasa akuntan publik, perijinan akuntan publik, sanksi administratif, dan ketentuan pidana.
Sedangkan kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of Accountants (IFAC) yang diterjemahkan, jadikode etik ini bukan merupakan hal yang baru kemudian disesuaikan dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada perbedaaan yang signifikan antara kode etik SAP dan IFAC.
Adopsi etika oleh Dewan SPAP tentu sejalan dengan misi para akuntan Indonesia untuk tidak jago kandang. Apalagi misi Federasi Akuntan Internasional seperti yang disebut konstitusi adalah melakukan pengembangan perbaikan secara global profesi akuntan dengan standar harmonis sehingga memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi secara konsisten untuk kepentingan publik.
Seorang anggota IFAC dan KAP tidak boleh menetapkan standar yang kurang tepat dibandingkan dengan aturan dalam kode etik ini. Akuntan profesional harus memahami perbedaaan aturan dan pedoman beberapa daerah juridiksi, kecuali dilarang oleh hukum atau perundang-undangan.


V. APLIKASI KODE ETIK
Meski sampai saat ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa pemberhentian praktek audit oleh dewan kehormatan akibat melanggar kode etik dan standar profesi akuntan, tidak berarti seorang akuntan dapat bekerja sekehendaknya. Setiap orang yang memegang gelar akuntan, wajib menaati kode etik dan standar akuntan, utamanya para akuntan publik yang sering bersentuhan dengan masyarakat dan kebijakan pemerintah. Etika yang dijalankan dengan benar menjadikan sebuah profesi menjadi terarah dan jauh dari skandal.
Akuntan tidak independen apabila selama periode Audit dan periode Penugasan Profesioanalnya, baik Akuntan, Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun orang dalam KAP memberikan jasa-jasa non-audit kepada klien, seperti pembukaan atau jasa lain yang berhubungan dengan jasa akuntansi klien, desain sistem informasi keuangan, aktuaria dan audit internal. Konsultasi kepada kliennya dibidang itu menimbulkan benturan kepentingan.
Menurut Kataka Puradireja (2008), kekuatan dalam kode etik profesi itu terletak pada para pelakunya, yaitu di dalam hati nuraninya. Jika para akuntan itu mempunyai integritas tinggi, dengan sendirinya dia akan menjalankan prinsip kode etik dan standar akuntan. Dalam kode etik dan standar akuntan dalam memenuhi standar profesionalnya yang meliputi prinsip profesi akuntan, aturan profesi akuntan dan interprestasi aturan etika akuntan. Dan kode etik dirumuskan oleh badan yang khusus dibentuk untuk tujuan tersebut oleh Dewan Pengurus Nasional (DPN).
Hal yang membedakan suatu profesi akuntansi adalah penerimaan tanggungjawab dalam bertindak untuk kepentingan publik. Oleh karena itu tanggungjawab akuntan profesional bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien atau pemberi kerja, tetapi bertindak untuk kepentingan publik yang harus menaati dan menerapkan aturan etika dari kode etik.
Oleh karena itu Akuntan Profesional diharuskan untuk mematuhi prinsip-prinsip fundamental sebagai berikut:
1. Integritas, Akuntan Profesional harus bersikap jujur dalam semua hubungan professional dan bisnis.
2. Objektivitas, Akuntan Profesional tidak boleh membiarkan hal-hal yang biasa terjadi, tidak boleh membiarkan terjadinya benturan kepentingan, atau tidak boleh mempengaruhi kepentingan pihak lain secara tidak pantas yang dapat mengesampingkan pertimbangan professional atau pertimbangan bisnis.
3. Kompetensi dan sikap kehati-hatian professional, Akuntan Profesional memiliki kewajiban yang berkesinambungan untuk memelihara pengetahuan dan keahlian pada suatu tingkat dimana klien atau pemberi kerja menerima jasa profesional yang kompeten yang didasarkan pada pelatihan, perundang-undangan, dan teknik terkini.
4. Kerahasiaan, Akuntan Profesional harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil hubungan profesional dan hubungan bisnis dan tidak boleh mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa ada izin yang tepat dan spesifik kecuali terdapat hak dan professional untuk mengungkapkan.
5. Profesional, Akuntan Profesional harus mematuhi hukum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendeskreditkan profesi.



VI. PENUTUP
Laporan Keuangan yang accountable dan auditable sangatlah penting, baik perusahaan itu sendiri maupun bagi para pelaku bisnis lainnya. Disini peran akuntan publik sangatlah penting. Akuntan publik sebagai suatu profesi yang mengemban kepercayaan publik harus bekerja dalam kerangka peraturan perundang-undangan, kode etik dan standar profesi yang jelas.
Berbagai pelanggaran etika telah banyak terjadi saat ini dan dilakukan oleh akuntan, misalnya berupa perekayasaan akuntansi untuk menunjukkan kinerja perusahaan agar terlihat lebih baik, ini merupakan pelanggaran akuntan terhadap kode etik profesinya yang telah melanggar kode etik akuntan karena akuntan telah memiliki seperangkat kode etik tersendiri yang disebut sebagai aturan tingkah laku moral bagi para akuntan dalam masyarakat.
Ancaman terhadap kepatuhan praktisi pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi dalam situasi tertentu ketika Praktisi pelaksanaan pekerjaannya. Karena beragam situasi, maka pencegahan yang tepat dalam kode etik ini adalah mengharuskan praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dengan tujuan untuk melindungi kepentingan publik, serta tidak hanya mematuhi seperangkat peraturan khusus yang dapat bersifat subjektif.
Demikianlah bahwa salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik untuk melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika berperan untuk kepentingan publik, setiap Praktisi harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etiak profesi yang diatur dalam kode etik. Kode etik yang dijalankan dengan benar menjadi sebuah profesi menjadi terarah dan jauh dari skandal.




DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset Akuntansi . Kompak, STIE YO.
Hardjoeno, H. 2002. Filsafat Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pertimbangan untuk Keputusan dan Tindakan. Lembaga penerbit Unhas, Makasar.
Keraf. A. Sonny. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Penerbit Kanisius., Yogyakarta.
Sukrisno Agoes. 1996. Penegakkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Makalah dalam Konvensi Nasional Akuntansi III. IAI.


Kelompok :
1. Renaldy 21207379
2. Tri Suciyati 21207114
3. Vitra O. Utami 21207448

Dosen :
Radi Sahara

Cerita beberapa Hari di Kampung Halaman

Posted: Senin, 31 Mei 2010 by Tri Suciyati in
0

Kamis en Jumat 27en28 Mei 2010
hari ini kan kuL Libur , Lab udaa seLesei , jadi gq kemana" emank pengen dirumah , niatnya c mau ngerjain PI , eh tau" kk puLng katanya mw nganterin mboe puLkam c0z Lagi sakit , ywdh pas Lagi packing , gue cuma ngeliatin ajj , eh isenk" ditawarin mau ikut pa gq , ywdh gue bilang ajj mau dund Libur neh mpe senen BT dirumah , jiaah malah jadi beneran w ikut . Padahal sabtu masuk , tapi males ah hari kejepit nanggung jadi bolos ajj , kapan lagi w bisa puLkam kan jarang" , ywdh deh packing . Jam3 brgkt dr rumah ke paL nunggu bus , gile bilang jam /4 ngaretnya parah jam 5 baru dateng , malah pas naek ngetem dulu lagi lama banget haduh sabar2 . Jam6 baru berangkat , w kira langsung menuju tujuan eh ternyata mampir dulu ke kalimalang n terminal bekasi nyari pelanggan biar busnya penuh , huaa sabar2 , jam8 baru dah bener2 berangkat , malem diperjalanan gq enak palagi naek bus penuh gt , malah istirahat2 mulu , macet , luar biasaa mpe kebumen jam9 pagi , kaki bengkak , badan remuk , mata ngantuk , haaah ....
Nyampe rumah mboe cuma ngobrol bentar , bis tu w en mba eka langsung krumah eyang , ya jaraknya untung deket , nyampe rumah eyang langsung mandi airnya dingin beud dah kaya dpuncak , bis tu makan , pake tempe ehm mantabh , terus tidur mpe sore puaas dah tu tidurnya . Bangun makan lagi pake sambel tempe , walaupun tempe tapi enak bgt dah , kegiatan cm ntn tv , rumah eyang paling pojok deket kali , deket kebon , deket sawah , sepi bgt dah , cocok tuh wad menyendiri ngilangin stress ..

Sabtu 29 Mei 2010
bangun langsung mandi , pake air hangat , c0z dingin banget , bis tu makan lagi lagi pake tempe , tapi enak bgt dah masakan eyang w . Terus maen lagi deh krumah mboe , ngobrol2 , terus mau maen kerumahnya wa rodin di depan dekt jalan raya , jauh bgt tuh , ada sepeda nganggur punya saudara qt pake aja , malah warna pink lagi lucu bgt dah , naek sepeda dibonceng kaka w seru bgt dah sepanjang jalan ketawa2 mulu , malah kanan kiri sawah ijo bgt dah . Mampir ke pasar wonosari beli wad oleh2 , pulang naek sepeda lagi tapi mampir dulu disawah mw voto2 , hahaa .. Mpe rumah mboe cuma makan terus ntn tv mpe maghrib . Bis tu pulang lagi ke tempat eyang , qalo nginep qt drumah eyang .

Minggu en Senin 30n31 Mei 2010
hari ini gue dah mulai ngerasa ga betah dkampung , sepi bgt dsna , gq ngapa2in jadi kerasa BT . Untung lik anwar bisa dapet tiket kereta yang minggu sore jadi w bisa balik ke depok hari ini . Bangun siank c0z keenakan tidur , bgn mandi terus makan pake sayur pare masakan eyang enak bgt . Biz tu tidur lagi , hahaa mantabh tidur mulu dah , bangun2 jam3 sore , mw ke alfamart yg didpan jalan raya , naek sepeda lagi deh , belanja wad yg mau dimakan selama perjalanan . Mpe rumah mboe pamit pulang deh . Mpe rumah eyang langsung beres2 deh . Dah siap jam6 berangkat ke stasiun naek becak, wah jarang2 neh w naek becak dikampung doank , seru juga , mpe stasiun lama lagi nunggu keretanya . /8 kereta dateng , huaa akhirnya naek kereta juga pulang kerumah . Malah dikereta w tidur tapi tidur ayam gq pules . Tw2 dah nyampe ajj , nyampe stasiun jatinegara /4 , naek angkot k ps.Rebo trus ke depok mpe rumah /5 , duh ngantuk bgt dah kurang tidur dikereta , langsung menuju kamar kangen kasur en guling gue tau2 dah tidur aja . Bangun2 jam12 siank . Sms temen katanya lagi dilab , w kan blm daftar ulang , jadi w juga ke lab deh , bangun makan mandi langsung ke campuz , ternyata cape bgt masih pusing . Tapi sekarang w mau istirahat aah dah malem , ezoq mesti beraktivitas lagi kuliah lagi .
SEMANGADH !

- The End -

BaaZaarr BaaZaarr .....

Posted: Senin, 24 Mei 2010 by Tri Suciyati in
0

yooo ayooo nyang sukaaa coKeLatt dateng dund beLii cokLatt gratiss pLastiknyaa ...

di kampus D gy ada bazar neyh, dapet tawaran dari pak Radi, yawdh deyh w tawarin temen2 w yang hobinya bikin cokeLat, jadi deyh jualan . riweeh deyh banyak banget yang jaga stand, tapii seruu, bareng temen2 Lab and temen2 keLas gue .

heheee ....

:)

NOTES THOMAS UBER 2010

Posted: Selasa, 18 Mei 2010 by Tri Suciyati in
1



yaaah walaupun tim thomas en uber kita gagal merebut kembali tapii w tetep saLuut ma perjuangan atlit2 qita ..

ada kejutan euy , korea bisa ngeruntuhin tembok china, waah mantabbh daah, akhirnya tuch UBER pindah juga ke korea, china maav yaa mungqin ubernya bosen di china muluu.. tapi mank perjuangan korea mantabh daah ....

kalo tim uber ina semifinal vs china yaah emank dah china emank masih diatas ina, jadi tetep daah ina mantabbhh ....

kalo thomas dah masuk final dah bersyukur bangeett, sayang kita masih kalah ma china, mpe degdegan nontonnya ....

sallutt sama perjuangan atlit INA ..
tenaangg kejayaan ada masanya ..

okeeh ....

JADWAL THOMAS UBER CUP 2010

Posted: Jumat, 30 April 2010 by Tri Suciyati in
0

Minggu 9 Mei pukul 11.00-16.00
Kualifikasi Thomas Cup INDONESIA vs Australia

Senin 10 Mei pukul 11.00-16.00
Kualifikasi Thomas Cup INDONESIA vs India

Selasa 11 Mei pukul 11.00-16.00
Kualifikasi Uber Cup
INDONESIA vs Denmark

Rabu 12 Mei pukul 11.00-16.00
Perempat Final Thomas Cup

Kamis 13 Mei pukul 11.00-16.00
Semi Final Uber Cup

Jumat 14 Mei pukul 13.30-18.30
Semi Final Thomas Cup

Sabtu 15 Mei pukul 13.00-18.00
Final Uber Cup

Minggu 16 Mei pukul 13.00-18.00
Final Thomas Cup

huaa jadwaLnya banyak yang bentrok ma schduLe gue .

Minggu tgL 9 w pasti bisa nonton c0z Libur kaN tUh .

Senin sebenernya kan kuL Lbur, iLab beLoM Masuk, bLom ketemu DP duLu ah, tapi jadwaL jaga Lab, kayanya antara boLos jaga Lab Neh ..

Selasa udah niat mau cabut kuL, c0z kan ada recruitment di Lab, w pasti ngerjain anak2 baru, kudu dateng. Hari ini w pasti gq nonton .

Rabu kuL Libur, tapi jadwaL jaga Lab, en masih ada recruitment, jadi pasti gq nonton juga deh .

Kamis Tanggal merah euy udah pasti bisa nonton sikasik .

Jumat biasanya kan kuL cuma mpe jam11 duand tuh, softskil ga pernah masuk. Nah moga aja besok kaga masuk lagi jadi jam11 Langsung cao.

Sabtu kuL bahasa inggris ni yang penting mpe jam2an, berarti w nonton sekitar jam3.

Minggu huaa jadwaL jaga Lab Lagii mpe jam3, qaLo INA yang masuk finaL w ga jaga ah. Tapi qLo negara Laen w jaga dah nton jam3 ajj .

Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengambil Merek Asing: Oleh Utomo Njoto dan Amir Karamoy

Posted: Rabu, 28 April 2010 by Tri Suciyati in
0

1. Sistem usaha kemitraannya.
Apakah berformat franchise (dimana semua kegiatan operasional dibantu pihak franchisor) atau non-franchise (di AS istilahnya business opportunity/BO). BO biasanya ditujukan untuk pengusaha yang lebih berpengalaman, dengan model bisnis distribusi (dealership), multilevel marketing, lisensi, dan kerjasama operasional.

2. Regulasi.
Aturan dalam waralaba lebih ketat disbanding BO, misalnya dalam franchise harus ada keterbukaan laporan keuangan yang menjadi tanggung jawab franchisor dan ada Hak atas Kekayaan Intelektual yang terdaftar.

3. Kelayakan investasi dan pasar.
Harus diperhatikan biaya awal waralaba dan royalty yang dibebankan, apakah sudah sesuai dengan kondisi di Indonesia. Juga, memperhitungkan apakah harga jual, volume penjualan, dan margin keuntungan yang dipatok sudah masuk akal.

4. Kompetisi.
Dilihat sejauh mana keunikan bisnis yang dimasuki, berapa banyak pemain yang sudah terlibat, dan seberapa besar potensi pasarnya. Kalau dimungkinkan, ada studi pendahuluan.

5. SDM.
Siapkan orang-orang yang menguasai bidang vital, seperti operasional, pemasaran, dan tentu saja keuangan.

6. Aspek biaya.
Dalam berbisnis dengan prinsipal asing, perlu diketahui bahwa factor biaya pengiriman dan pajak terkait prosedur impor sering membebani pihak investor lokal. Sebaiknya ini sudah diperhitungkan ketika mengikat kerja sama dengan prinsipal.

7. Perjanjian kerja sama.
Pahami perjanjian kerja samanya dengan baik. Jangan asal tubruk. Dan negosiasikan dengan baik hal-hal yang perlu dinegosiasikan.

8. Perizinan.
Untuk produk tertentu, seperti makanan dalam kosmetik dan perlu didaftarkan ke lembaga terkait dalam hal ini Badan POM. Jangka waktu perjanjian harus mempertimbangkan lamanya proses pendaftaran dan perizinan ini.


Sumber: Majalah SWA No. 15/XXV/16-25 JULI 2009


NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05

POLA-POLA MEWARALABAKAN BISNIS Oleh Utomo Njoto

Posted: by Tri Suciyati in
0

1. Buka langsung sebagai gerai terwaralaba, para pegawainya adalah pegawai terwaralaba. Ini adalah pola standar waralaba, dilakukan oleh International Language Programs (ILP), TX Travel, Alfamart, Indomaret, dan Apotek K-24.
Perlu diperhatikan disini bahwa investor atau terwaralaba Indomaret dan Alfamart tidak mengawasi keseharian operasional gerainya (investor pasif). Sementara itu terwaralaba ILP, TX Travel, dan Apotek K-24 adalah owner operator yang mengawasi keseharian operasional bisnis, meski dalam praktek mereka tidak melakukan pengawasan setiap hari, mereka biasanya mengawasi seminggu sekali atau sesekali saja.

2. Buka lansung sebagai gerai terwaralaba, tapi para pegawainya adalah pegawai pewaralaba. Hal ini dilakukan untuk memberikan kendali yang lebih tinggi bagi pewaralaba dalam mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) digerai terwaralaba. Kadang pegawai non-tekhnis, seperti kasir, adalah pegawai terwaralaba.

3. Buka dulu sendiri hingga penjualan dan net cash flow-nya stabil, lalu dijual kepada investor. Hasil penjualan ini dipakai untuk membuka lagi gerai yang baru. Pola ini banyak dilakukan oleh pewaralaba yang bermodal kuat seperti Indomaret dan Alfamart, karena untuk membuka satu gerai dibutuhkan dana tidak sedikit. Meski demikian model ini mulai menarik perhatian pewaralaba lain, termasuk para pewaralaba yang tidak termasuk bermodal kuat, karena mereka bisa mendapatkan kredit dari bank.

4. Buka gerai waralaba melalui kemitraan join venture (JV) dengan investor. Artinya, yang menjadi terwaralaba merupakan badan usaha patungan antara pewaralaba dengan investor. Biasanya pola ini diterapkan kepada sahabat atau rekan bisnis yang sudah dikenal baik, yang menghendaki JV. Saham pewaralaba dalam perusahaan terwaralaba ini biasanya minoritas (maksimum 30%), meski ada pula yang hingga 50% atau lebih.

5. Buka langsung sebagai gerai terwaralaba, tapi dengan jaminan tingkat pengembalian tertentu bagi investor, yang besarnya sedikit di atas bunga deposito yang sedang berlaku. Sebagai imbalan dari pemberian jaminan tersebut, biasanya pewaralaba memiliki hak untuk turut menikmati sebagian dari profit yang berhasil diraih.


Sumber: Majalah SWA No. 15/XXV/16-25 JULI 2009


NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05

Kiat Memilih dan Mengelola Waralaba Oleh Utomo Njoto

Posted: by Tri Suciyati in
0

Cermat Memilih

Beberapa pedoman dalam tahapan memilih, antara lain:

1. Bila Anda menjadi investor owner-operator, pilih bidang yang kira-kira dapat Anda nikmati rutinitas kesehariannya.

2. Patut Anda pertimbangkan dalam proses memilih ini: pilihlah bisnis yang tetap dibutuhkan meski di tengah situasi krisis.

3. Pilihlah produk yang memiliki kecukupan pasar di wilayah Anda. Kecukupan pasar berarti ada permintaan (demand) yang cukup dan cenderung terus meningkat.

4. Ingat pernyataan ini: Kesuksesan di kota asal merek waralaba bukan jaminan bahwa merek itu akan sukses di lokasi Anda. Fakta membuktikan adanya beberapa merek besar dari luar negeri yang gagal dan tidak terlalu berhasil di Indonesia.

5. Sesuaikan dengan kesiapan jumlah dana Anda. Disarankan agar Anda tidak bergantung pada pembiayaan oleh bank, meski banyak tawaran untuk kredit khusus waralaba. Seandainya terpaksa, sebaiknya jumlah pinjaman tidak lebih dari jumlah utang dagang.

6. Pastikan Anda dapat mempercayai reputasi dan integritas pewaralaba, baik perusahaannya maupun pemilik dan tim manajernya. Waralaba itu terkait dengan prospek atau peluang usaha dan hubungan jangka panjang antara terwaralaba dengan pewralaba, minimum lima tahun.

7. Ujilah semua asumsi dalam proyeksi keuangan yang disajikan oleh pewaralaba, mulai dari harga jual hingga margin keuntungan, mulai dari volume penjualan hingga jumlah pelanggan dan jumlah nominal transaksi per pelanggan, juga asumsi mengenai biaya sewa.

8. Evaluasi dengan teliti isi kontrak atau perjanjian waralaba. Perhatika kewajiban pewaralaba dan terwaralaba, serta pembatasan yang diberlakukan terhadap Anda. Teliti kejelasan syarat dan biaya perpanjangan perjanjian waralaba jika jangka waktu perjanjiannya berakhir nanti.

9. Bila ada jaminan atau garansi tertentu, pastikan jaminan itu tercantum dalam kontrak dan kata-katanya mudah Anda pahami.

10. Pilih lokasi yang terbaik. Persetujuan pewaralaba terhadap lokasi yang Anda ajukan tidak memberi jaminan bahwa bisnis Anda akan lancar.


Sumber: Majalah SWA No. 15/XXV/16-25 JULI 2009


NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05

III. RESUME JURNAL BAGIAN 2

Posted: by Tri Suciyati in
0

2. PERAN STRATEGIS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Noer Soetrisno)

Pembicaraan Kredit Mikro kedalam pembiayaan perumahan mengawali babak baru pemikiran untuk mencoba lembaga keuangan mikro dibawa pada arus pembiayaan jangka menengah panjang yang berbeda dengan tradisi LKM yang hidup dari pembiayaan jangka pendek. Kita sadar setiap langkah baru selalu tidak mudah, tetapi yang dapat dipastikan langkah baru juga memberikan peluang baru dan harapan baru.

Dari segi kedudukan, penyediaan rumah yang layak, adalah hak dasar setiap warga negara dan bangsa ini mempunyai tanggung jawab memenuhinya. Kredit mikro menjadi agenda yang mendunia karena adanya realitas kehidupan usaha mikro sebagai kegiatan ekonomi berskala mikro yang unik dan sering bergerak lokal.

Dilihat dari persfektif bagaimana masyarakat Indonesia mendapatkan rumah, survey BPS 2004 melaporkan sekitar 68 % masyarakat Indonesia memperoleh atau mendapat rumah dengan cara membangun sendiri dan hanya sekitar 15 % yang membeli rumah baru dari para penjual baik pengembang, koperasi maupun perorangan.

Secara kuantitatif sasaran Pembangunan Perumahan dalam masa 2005-2009 adalah sebagai berikut:

a. Penataan,Peremajaan dan Revitalisasi 79 Kawasan
b. Membangun 1.350.000 unit Rumah Baru Layak Huni
c. Membangun 60.000 unit Rumah Susun sederhana Sewa
d. Membangun 25.000 unit Rumah susun Sederhana Milik
e. Akses Kredit Mikro pembangunan dan perbaikan rumah swadaya bagi 3.600.000 rumah tangga.

Pembangunan perumahan dalam lima tahun kedepan menjanjikan perspektif bisnis yang besar sehingga menuntut basis perluasan dukungan pembiayaan. Oleh karena disamping mengembangkan peran kredit perbankan maka peluang lembaga keuangan mikro juga sangat besar. LKM mempunyai posisi strategis untuk mendukung pengembangan perumahan baik untuk pembangunan baru maupun perbaikan.
Masuknya produk pembiayaan perumahan ke dalam bisnis LKM akan memperluas pasar dan kegiatan usaha LKM.


Sumber: http:// google.co.id/jurnal akuntansi


NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05
MATA KULIAH : RISET AKUNTANSI
DOSEN : ISTICHANAH

III. RESUME JURNAL BAGIAN 1

Posted: by Tri Suciyati in
0

1. BANGKITNYA FRANCHISE LOKAL (Harmanto Edy Djatmiko)

Bisnis waralaba di Tanah Air kini dikuasai pemain lokal. Masyarakat kita pun mulai sadar bahwa waralaba adalah alternatif penting untuk menggairahkan perekonomian nasional yang lesu saat ini. Anda ingin ikut mencicipi?

Berdasarkan data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), dalam enam bulan pertama tahun 2009 (hingga juni 2009), total tercatat 1.010 usaha waralaba, dengan jumlah gerai mencapai 42.900 buah, serta mampu menyerap 819.200 tenaga kerja. Terjadi pertumbuhan bisnis franchise yang luar biasa selama beberapa bulan terakhir.

Lebih menggembirakan lagi, perusahaan lokal semakin merajai pasar franchise di Tanah Air. Juga selama enam bulan terkakhir, data AFI mengungkap, jumlah waralaba lokal mencapai 750 unit atau naik 20% dibanding tahun lalu. Adapun pertumbuhan waralaba asing relatif sedikit. Cepatnya pertumbuhan waralaba lokal, sekali lagi, membuktikan bahwa waralaba lokal memiliki proses bisnis yang tidak kalah bagus dibanding waralaba asing. Ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sendiri sudah mulai sadar bahwa waralaba merupakan salah satu alternatif penting untuk menggairahkan perekonomian nasional yang tengah lesu saat ini.

Selain itu, pasar Indonesia juga memiliki potensi besar sebagai tempat untuk melebarkan praktik bisnis waralaba mengingat jumlah penduduk yang besar, sehingga banyak franchisor asing yang terus berusaha melebarkan sayap bisnis mereka ke Indonesia. Meskipun selama beberapa tahun terakhir pertumbuhan dan perkembangan bisnis franchise tampak begitu memukau, para calon investor tetaplah harus berhati-hati. Karena, faktanya, disamping banyak contoh keberhasilan, tak sedikit pula mereka yang gagal dibisnis ini, celakanya yang gagal ini jarang dipublikasikan.

Yang jelas, keterbukaan informasi dari franchisor adalah segala-galanya bagi calon franchisee. Satu lagi yang tak kalah penting, sebelum memutuskan berinvestasi di bisnis franchise, jangan hanya percaya kepada konsultan, tapi belajarlah langsung dari para investor yang telah terbukti berhasil dan menikmati keuntungan dalam waktu relatif lama. Jangan lupa pula, waralaba lokal sekarang tak kalah hebat.

Sumber: Majalah SWA NO. 15/XXV/16-26 JULI 2009


NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05
MATA KULIAH : RISET AKUNTANSI
DOSEN : ISTICHANAH

Huaa UTZ dah dimuLaii

Posted: Rabu, 21 April 2010 by Tri Suciyati in
0

ckckckck ....
Qo tUmben iaa semester nii tUh bener2 gq berasa banget tau2 udah uts aja ..
Ap karena ada PI jadi pada sibuk ngurusin PI .
Hadooh2 .. Banyak matkuL yang tidak diriku mengerti ..
IPK doWn egen nii maah ..

SEMANGADH2 ..

wew ..
JadwaL kbykan pagi2 smua nih masih sueger Laah ..
Fokus UTZ ciayoo2 ..

PI QU BAB I

Posted: Jumat, 16 April 2010 by Tri Suciyati in
0

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri. Dalam upaya untuk pembuatan keputusan yang rasional, pihak kreditur, investor dan manajemen sebaiknya menggunakan suatu alat perhitungan yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan tersebut.
Apabila dikaitkan dengan tujuan pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin mengetahui keadaan perkembangan perusahaan dan kondisi keuangannya pada saat itu. Penggunaan analisis rasio keuangan merupakan pilihan sangat tepat, karena penggunaan analisis rasio keuangan akan membantu stakeholders, yaitu dalam hal: 1) memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang, 2) memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan, dan 3) memudahkan dalam mengintepretasikan laporan keuangan.
Kreditur atau calon kreditur dalam memberikan pinjamannya kepada debitur atau calon debitur perlu mengetahui keadaan perusahaan dan kondisi keuangannya. Maka perusahaan membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, dan laporan laba rugi. Jenis kredit yang digunakan kreditur dalam memberikan punjaman dananya adalah Kredit Modal Kerja (KMK). Fasilitas KMK yang diberikan dalam Rupiah maupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu satu tahun namun bisa diperpanjang.
Dengan beberapa pengetahuan yang didapat dari perkuliahan, penulis mencoba menganalisis dan mengemukakan hal-hal yang mungkin berguna bagi perusahaan untuk diterapkan, guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dimasa yang akan datang, dan disesuaikan dengan kepentingan kreditur, investor dan manajemen (dalam hal ini adalah kreditur). Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut masalah tersebut dalam bentuk penulisan ilmiah yang berjudul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT XL AXIATA Tbk. SEBAGAI DASAR PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK X”.

1.2 Rumusan Masalah
Apakah PT XL AXIATA Tbk. layak untuk diberikan kredit oleh Bank X?

1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan dan lebih terperinci, maka dalam penulisan ilmiah ini penulis membatasi pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Penelitian Laporan keuangan dibatasi hanya per tri wulan saja pada tahun 2009.
2. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas hanya pada Rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas per tri wulan pada tahun 2009.
3. Sedangkan pihak Bank menggunakan analisis kredit yang terdiri dari analisis 7C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy, Constraint dan Coverage).
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penulisan ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi finansial Tri wulan pada tahun 2009?
2. Apakah PT XL AXIATA Tbk. layak atau tidak untuk diberikan kredit oleh Bank X?
3. Jaminan apa saja yang diperlukan oleh Bank X jika memutuskan pemberian kredit kepada PT XL AXIATA Tbk.?
4. Berapa besarnya pinjaman yang akan disetujui oleh Bank X?
5. Bagaimana jadwal pembayaran yang harus dipatuhi oleh PT XL AXIATA Tbk.?

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang di dapat dari penelitian ini terdiri dari:
1.5.1 Manfaat Akademis
Manfaat penelitian analisis laporan keuangan PT XL AXIATA Tbk. sebagai dasar pengajuan kredit pada Bank X ini untuk memperoleh dan menambah pengetahuan tentang perhitungan laporan keuangan berdasarkan rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Secara umum bagi penulis dan masyarakat juga dapat menerapkannya dalam perusahaan yang didirikan ataupun dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk proses belajar mengajar. Karya penulisan ini juga diharapkan dapat menjadi suatu bahan pustaka, referensi, para mahasiswa/i di Universitas Gunadarma.

1.5.2 Manfaat Praktis
Penulisan ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan atau sebagai alat bantu bagi para kreditur pemula atau calon kreditur dalam menilai laporan keuangan perusaahan untuk pemberian kredit. Dan juga sebagai bahan
informasi dan pertimbangan bagi pihak kreditur, investor, dan manajemen perusahaan (dalam hal ini kreditur) agar dapat memberikan keputusan bagi perusahaan yang ingin mendapatkan pinjaman dana, demi kemajuan dan prestasi perusahaan yang akan datang.

1.6 Metode Penelitian
Metode yang dipergunakan dalam mengumpulkan data penelitian melalui pendekatan secara ilmiah, yang diharapkan mendapatkan hasil analisis yang cukup representative.
1.6.1 Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ilmiah ini adalah PT XL AXIATA Tbk. (sebelumnya PT EXCELCOMINDO PRATAMA Tbk.) dan ANAK PERUSAHAAN yang beralamat di Jalan Mega Kuningan Lot E4-7 No. 1 Kawasan Mega Kuningan Jakarta-Indonesia.

1.6.2 Data / Variabel
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data laporan keuangan seperti, biaya-biaya dan pendapatan, laporan neraca dan laporan laba rugi per tri wulan pada tahun 2009. Data yang diperoleh penulis berupa data sekunder, untuk mendapatkan data tersebut penulis melakukan kunjungan ke website BEI dengan alamat http://www.idx.co.id

1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan dan mempelajari referensi, bahan-bahan dan keterangan yang bersumber dari kepustakaan dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Penulis juga mengumpukan data yang akan diteliti dengan meminta laporan keuangan pada tahun 2009, yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi per tri wulan pada tahun 2009.

1.6.4 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Dalam menyusun penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan dan membahas keadaan pemisahan berdasarkan fakta yang ada disertai suatu analisis, sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas.
Kemudian yang kedua adalah analisis kualitatif, yaitu analisa yang menggunakan laporan keuangan perusahaan. Alat analisa yang digunakan diantaranya rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Sedangkan pihak Bank menggunakan analisis kredit yang terdiri dari analisis 7C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy, Constraint dan Coverage).


NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05
PEMBIMBING : B.SUNDARI
MATKUL : RISET AKUNTANSI

II. ABSTRAK DARI JURNAL

Posted: Minggu, 11 April 2010 by Tri Suciyati in
2

ABSTRAK

SULISTINING TRI MULYANI
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA BANK PERMATA TAHUN 2006, 2007 DAN 2008
Kata Kunci : Analisis Laporan Keuangan, Analisis Rasio Keuangan

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri. Dalam upaya untuk pembuatan keputusan yang rasional, pihak kreditur, investor dan manajemen sebaiknya menggunakan suatu alat perhitungan yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dikaitkan dengan tujuan pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin mengetahui keadaan perkembangan perusahaan dan kondisi keuangannya pada saat itu. Penggunaan analisis rasio keuangan merupakan pilihan sangat tepat, karena penggunaan analisis rasio keuangan akan membantu stakeholders atau pihak yang berkepentingan (kreditur, investor dan manajemen).
Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan menganalisis laporan keuangan akan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang disebut rasio. Tujuan penulis adalah untuk mengetahui kondisi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada BANK PERMATA TAHUN 2006, 2007 dan 2008.
Kondisi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dalam keadaan posisi sehat secara ekonomi karena semua kewajiban atau hutang yang dimiliki perusahaan mampu ditutupi oleh aktiva.







ABSTRAK

YUSYE MILAWATY
ANALISIS PERGERAKAN HARGA SAHAM PT. ANTAM - ANEKA TAMBANG TBK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAN SLIM
Kata Kunci : Saham, Metode CAN SLIM

Perkembangan dunia investasi tidak saja ditunjukkan oleh semakin meningkatnya jumlah yang diinvestasikan maupun oleh semakin banyaknya jumlah investor yang berinvestasi, tetapi juga ditunjukkan oleh semakin banyaknya alternatif-alternatif instrumen investasi yang bias dijadikan investor dalam berinvestasi. Ada banyak jenis investasi yang biasa dilakukan untuk mendapatkan keuntungan, salah satunya adalah investasi dalam bentuk saham. Berinvestasi di bursa saham dapat menjanjikan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan berinvestasi dengan metode konvensional, namun berinvestasi di bursa saham juga memiliki resiko kerugian yang sangat besar, dibutuhkan sebuah pengetahuan untuk melakukan analisis pergerakan harga saham.
Tujuan analisis ini berguna dalam menentukan waktu yang tepat untuk menjual ataupun membeli saham agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Metode CAN SLIM adalah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur pergerakan harga saham.
Berdasarkan analisis metode CAN SLIM pergerakan harga saham PT. ANTAM dinyatakan bergerak kearah positif.

Sumber: UG JURNAL Vol. 4 No. 01 Tahun 2010

NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05
MATA KULIAH : RISET AKUNTANSI
DOSEN : ISTICHANAH

I. HASIL PENELITIAN AKUNTANSI

Posted: by Tri Suciyati in
0

1. a. Judul : PERANCANGAN SIA BIAYA BERBASIS KOMPUTER DALAM PENENTUAN BIAYA POKOK PRODUKSI KERAMIK HIAS, SUATU STUDI KASUS PADA PT. TRI MARGAJAYA HUTAMA

b. Penulis : Sri Supadmi (supadmi@staff.gunadarma.ac.id)
c. Waktu penerbitan : 15 Maret 2010
d. Nama majalah : UG JURNAL
e. Lembaga penerbit : Universitas Gunadarma
f. Volume dan Nomor majalah : Vol. 4 No. 01 Tahun 2010


2. Komponen-komponen
a. ABSTRAK
b. PENDAHULUAN
c. LANDASAN TEORI
- Kerangka Teori
- Penelitian Sejenis
d. METODE PENELITIAN
e. PEMBAHASAN
- Analisis Sistem Informasi yang diterapkan perusahaan
- Rancangan Sistem dan Tahapan Perancangannya
- Data Flow Diagram
- Data Flow Diagram Konteks
- Data Flow Diagram Zero / Level 1
- Data Flow Diagram Detail
- Struktur File
- Keperluan Sistem
f. Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan
- Saran
g. Daftar Pustaka

3. Artikel penelitian tersebut merupakan Applied Research karena penulis secara murni melakukan metode penelitian menggunakan jenis data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah studi pendahuluan dan studi lapangan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi pada PT. TRI MARGAJAYA HUTAMA yang berlokasi di Desa Dumpit, Tangerang.
Hasil penelitian akuntansi tersebut berupa Riset Metode Ilmiah, karena:
a. Penulis melakukan observasi langsung terhadap fenomena
b. Variabel, metode dan prosedur riset didefinisikan dengan jelas
c. Hipotesis diuji secara empiris
d. Justifikasi kesimpulan secara deskriptif
e. Menggunakan struktur teori
f. Melakukan setting artificial
g. Membutuhkan pengujian secara kualitatif dan deskriptif.


NAMA : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
KELAS : 3EB05
MATA KULIAH : RISET AKUNTANSI
DOSEN : ISTICHANAH

DP udaa ada

Posted: Sabtu, 03 April 2010 by Tri Suciyati in
0

tapii tetep ajj pi susaah ngerjainnya .
hadooh judulnya beratt eeuuyy ....

tetep semangadhh .....

Jadii GiLLaa nEYh ..

Posted: Kamis, 11 Maret 2010 by Tri Suciyati in
0

hari sabtu tgL 6 maret, tatap muka ma DP , eh gtwnya DP w gq dateng , w tanya dosen yg laen gq ad yg tw, w tanya senior gq ad yg kenal, malah c vitra ambil absen kesekdos gq boleh lagii .. siaaaallll ...

untung vitra nyari disekdos jadwalnya bu Masliah, eh ternyata dy tu ngajar anak SI, Laaah binguung w ....
malah dy ngajar di depok cuma hari rabu ajj lagii .. pusiing daahh ...
ywdh w cari ajj di staffsite, eh ternyata dy tu panitia UM , ywdh w hari senin langsung nyari dy ke gedung 5 campuz D, Ga ad jugaa , haduuu nasib-nasib .....
pusiiing w , orang-orang udah pada nyusun judul, bikin BAB1 nah w DP ajj gq jelass ..

ywdh hari rabu w cari bu masliah ke G, 1jam w nuggu dy ngajar, udaa sendirian, BT, demii DP w relaaa .....

pas bu keluar, w shock bangedh, denger kalo bu tu cuti krn hamil, tuhan ... nasib bgt c w ...
terus gimanaaaa ?????
bu masliah tolong kabari saya gmana kabar selanjutnya ..
bu niayah tolong bantu saya selesaikan ni semuaa ....

ALLAH bantu akuu ...

GOD HELP ME .......

Posted: Selasa, 09 Maret 2010 by Tri Suciyati in
0

Ya ALLAH ..
cobaan banyak banget iaah ..
PI DP belom ketemu ,
judul belum nemuin ,
asisten sibuk ,
tugas kuL numpuk ,
hadooohh ..
ya ALLAH berikan q kesehatan dan kemudahan moga ajj semua berjalan lancar sesuai dengan apa yang q harapkan .

ehmmm ...
pusiiinnnggg ...
tiap hari pulang malemm ,
mpe rumah jogrok depan komputer mpe malem ,
nyari2 judul pi yang bagus apah ....

asisten ternyata gq semudah yg w pikirkan ,
ribedh jugaa iaah ..
tapii seneeng juga c walaupun banyak waktu untuk asisten ya nikmatin ajj ,
w seneeng dah bisa nyari duit sendiri ,
walaupun gq seberapa , tapi w bisa ngerasain gimana rasanya nyari duit dari hasil kringet w sendiri ....

semangaaddhh ajj .....

w pastii bisaa ..

AUDIT PEMASARAN

Posted: by Tri Suciyati in
0

AUDIT PEMASARAN

Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran. Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.
Audit pemasaran mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang obyektif, berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran. Pada tabel dibawah akan disajikan bentuk pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin mengherankan dan kadang-kadang mengejutkan manajemen. Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang masuk akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.

AUDIT LINGKUNGAN PEMASARAN
Lingkungan Makro

1.Demografi, kecenderungan utama apa yang menimbulkan ancaman dan peluang untuk perusahaan ini?
2.Ekonomi, perkembangan apa dalam pendapatan, harga tabungan dan kredit akan berdampak pada perusahaan?
3.Alami, bagaimana perkiraan biaya dan ketersediaan sumberdaya alam dan energi? Apakah perusahaan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan?
4.Teknologi, perubahan teknologi apa yang sedang berlangsung? Bagaimana posisi perusahaan dalam teknologi?
5.Politik, undang-undang apa yang sudah berlaku dan sedang dibahas akan mempengaruhi strategi pemasaran?
6.Budaya, bagaimana sikap publik terhadap bisnis dari perusahaan? Perubahan apa dalam gaya hidup konsumen yang mungkin mempunyai dampak?

Lingkungan Mikro
1.Pasar. Apa yang sedang terjadi pada ukuran pasar, pertumbuhan, distribusi geografi dan laba?
2.Pelanggan. Bagaimana pandangan pelanggan mengenai mutu produk, jasa dan harga?
3.Pesaing. Siapa pesaing utama? Apa strategi yang dipakainya, berapa pangsa pasarnya dan apa kekuatan serta kelemahannya?
4.Saluran distribusi. Saluran utama apa yang dipakai perusahaan untuk mendistribusikan produk lepada pelanggan? Bagaimana presentasi kerjanya?
5.Pemasok. Kecenderungan apa yang mempengaruhi pemasok? Bagaimana perkiraan ketersediaan sumber daya kunci untuk produksi?
6.Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang? Bagaimana perusahaan menghadapi publik ini?

AUDIT PEMASARAN
1.Misi bisnis. Apakah misi diuraikan dengan jelas dan berorientasi pada pasar?
2.Obyektif pemasaran. Apakah perusahaan sudah menerapkan obyektif yang jelas sebagai pedoman perencanaan pemasaran dan mengukur presentasi? Apakah obyektif ini cocok dengan peluang perusahaan dan sumber dayanya?
3.Strategi pemasaran. Apakah perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang mantap untuk mencapai obyektifnya?
4.Anggaran. Apakah perusahaan menganggarkan sumber daya yang cukup untuk segmen, produk, wilayah dan unsur-unsur eleven bauran pemasaran?
AUDIT ORGANISASI PEMASARAN
1.Struktur formal. Apakah kepala bagian pemasaran mempunyai wewenang yang memadai atas aktivitas yang mempengaruhi kepuasan pelanggan? Apakah kegiatan pemasaran secara optimal disusun sesuai dengan lini fungsi, produk, pasar dan teritori?
2.Efesiensi fungsi. Apakah pemasaran dan penjualan berkomunikasi secara efektif? Apakah staff pemasaran dilatih, disupervisi, dimotivasi dan dievaluasi dengan baik.
3.Efesiensi antar bagian. Apakah staff pemasaran bekerja sama dengan baik dengan bagian manufaktur, litbang, pembelian, sumber daya manusia dan bidang-bidang non pemasaran yang lain?

AUDIT SISTEM PEMASARAN
1.Sistem informasi pemasaran. Apakah sistem intelijen pemasaran menyediakan informasi akurat dan tepat waktu mengenai perkembangan pasar? Apakah pembuat keputusan perusahaan menggunakan reset pemasaran dengan efektif?
2.Sitem perencanaan pemasaran. Apakah perusahaan menyiapkan rencana tahunan, jangka panjang dan strategik? Apakah rencana tersebut digunakan?
3.Sistem pengendalian pemasaran. Apakah obyektif tahunan pemasaran tercapai? Apakah manajemen secara periodik menganalisis penjualan dan laba yang dihasilkan oleh produk, pasar, teritori, dan saluran distribusi?
4.Pengembangan produk baru. Apakah perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian yang memadai menyangkut produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian terhadap produk dan pasar? Apakah perusahaan berhasil dengan produk baru?

AUDIT PRODUKTIVITAS PEMASARAN
1.Analisis kemampuan menghasilkan laba. Seberapa besar laba yang mampu dihasilkan dari berbagai produk, pasar, teritori dan saluran distribusi yang berbeda?
2.Analisis efektivitas biaya. Apakah ada aktivitas pemasaran yang menyerap biaya berlebihan? Bagaimana mengurangi biaya tadi?

AUDIT FUNGSI PEMASARAN
1.Produk. Apakah perusahaan mengembangkan obyektif lini produk yang mantap? Apakah beberapa produk sebaiknya ditarik? Apakah ada produk baru yang perlu ditambahkan? Apakah ada produk yang akan memperoleh manfaat dari perusahaan mutu, gaya atau sifat?
2.Harga. Apa yang menjadi obyektif, strategi, kebijakan dan prosedur penetapan harga yang dianut perusahaan? Apakah promosi harga dipergunakan dengan tepat?
3.Distribusikan. Apa yang menjadi obyektif dan strategi distribusi? Apakah liputan dan pelayanan pasar memadai? Apakah saluran distribusi yang sudah ada sekarang sebaiknya diubah atau ditambah yang baru?
4.Iklan, promosi, penjualan dan publicitas. Apa yang menjadi obyektif promosi perusahaan? Bagaimana anggaran ditetapkan? Apakah anggaran mencukupi? Apakah pesan iklan dan media dikembangkan dan diterima dengan baik? Apakah perusahaan mempunyai program promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dikembangkan dengan baik.
5.Tenaga penjualan. Apa yang menjadi obyektif armada tenaga penjualan perusahaan? Apakah jumlah tenaga penjualan cukup besar? Apakah pengorganisasiannya sudah tepat? Apakah mereka dilatih, disupervisi dan dimotifasi dengan baik? Bagaimana tenaga penjualan ini kalau dibandingkan dengan armada milik pesaing?


Kesimpulan
Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran. Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.

TRI SUCIYATI
21207114
3EB05
PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2
RENNY NUR’AINY


(Disadur dari Kottler, 2000)

AUDIT MUTU

Posted: Kamis, 04 Maret 2010 by Tri Suciyati in
0

Tujuan Audit Mutu Internal :
Dalam prespektif ISO9001:2000, audit mutu internal bertujuan untuk “memastikan kegiatan system manajemen mutu” yang telah dijalankan sesuai dengan persyaratan standar secara efektif untuk mencapai maksud dan tujuan yang telah direncanakan atau yang telah dijadikan komitmen dan kebijakan, serta tertuang dalam sasaran mutu perusahaan. Hasil audit mutu internal diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan serta dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan secara umum.

Standar ISO 9001:2000 (pasal 8.2.2) mensyaratkan audit mutu internal sbb :
Perusahaan hasrus memastikan audit internal dilakukan secara berkala sesuai dengan interval waktu yang telah direncakan untuk memeriksa dan memastikan apakah system manajemen mutu telah ? :
1. Sesuai dengan pengaturan-2 yang telah direncanakan dan persyarataan standar internasional maupun terhadap persyaratan sistem manajemen mutu yang telah dibangun oleh perusahaan.
2. Dilakasanakan secara efektif dan terus dipelihara dan dipertahankan.
Program audit harus direncanakan dengan mempertimbangkan faktor-2 antara lain mengenai status dan tingkat kepentingan bagi yang akan diaudit, termasuk memperhatikan hasil audit yang terdahulu. Kriteria audit, lingkup, frekwensi dan metode-2 yang akan digunakan dipastikan ditentukan. Seleksi terhadap auditor dan pelaksanaan audit harus dipastikan dilakukan secara obyektif dan mengikuti ketentuan proses audit.
Audit harus dilakukan secara independen artinya auditor tidak memeriksa pekerjaan mereka sendiri. Tanggung jawab dan persyaratan untuk merencanakan dan melaksanakan audit, pembuatan laporan hasil audit dan pengelolaan catatan-catatan hasil audit harus tertuang dalam prosedur terdokumentasi.
Pimpinan yang bertanggung jawab terhadap unit yang diperiksa harus memastikan tindakan koreksi diambil sesegera mungkin untuk mengeliminasi ketidaksesuaian dan penyebab-2 yang telah dilakukan.
Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-2 yang telah diambil dan melaporkan hasil verifikasi yang telah dilakukan.
Berdasarkan standar ISO 19011:2002 tujuan audit wajib ditetapkan sebagai acuan dalam mengarahkan, merencanakan dan melaksanakan audit.

Tujuan “Audit Internal” secara spesifik dapat berdasarkan antara lain :
• Prioritas permasalahan yang tengah dihadapi perusahaan.
• Rencana pengembangan usaha.
• Persyaratan suatu system manajemen yang digunakan sebagai acuan.
• Persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan (misalnya) pelanggan.
• Evalusai terhadap pemasok
• Adanya potensi resiko kegiatan perusahaan.

TRI SUCIYATI
21207114
3EB05
RENNY NUR’AINY
PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Posted: Senin, 01 Maret 2010 by Tri Suciyati in
0

Penerapan Audit Sumber Daya Manusia Guna Meningkatkan Produktivitas Kerja Bagian Sumber Daya Manusia pada PTPN X Persero PG. Tjoekir di Ds. Cukir Kec. Diwek

Oleh: Berdiani Dwi Apritanti (9862085)
Economic
Dibuat: 2003-05-20 , dengan 2 file(s).


Penelitian ini dilakukan dengan cara survey pada PG. Tjoekir di Jombang dengan judul “Penerapan Audit Sumber Daya Manusia guna meningkatkan produktivitas kerja bagian Sumber Daya Manusia pada PTPN X Persero PG. Tjoekir di Ds. Cukir Kec. Diwek Kab. Jombang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penerapan Audit terhadap Sumber Daya Manusia pada PG. Tjoekir di Cukir, untuk mengetahui pengaruh Audit Sumber Daya Manusia terhadap peningkatan produktivitas kerja bagian Sumber Daya Manusia, untuk memperbaiki citra profesionalisme kerja karyawan bagian produksi yang mulai menurun, untuk mengetahui perlakuan Audit Sumber Daya Manusia dalam laporan keuangan, Untuk mengetahui manfaat dan pengaruh Audit Sumber Daya Manusia bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil hipotesis yaitu diduga faktor pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap dan perilaku mempengaruhi produktifitas kerja karyawan bagian produksi pada PG. Tjoekir, diduga faktor pengetahuan, sikap dan perilaku berpengaruh dominan terhadap peningkatan produktifitas kerja karyawan bagian produksi padaPGTjoekir.
Tolak ukur yang digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yaitu jika –Ftabel < Fhitung < Ftabel ,maka hipotesis pertama diterima,dan jika Fhitung > Ftabel atau Fhitung < --Ftabel maka hipotesis yang kedua ditolak.
Hasil perhitungan dengan menggunakan Audit Konvensional menunjukkan jumlah Rp. 9.564.093.404,00, sedangkan setelah menerapkan Audit Sumber Daya Manusia maka jumlah aktiva meningkat menjadi Rp. 9,582.202.204,00 begitu juga dengan pasiva. Peningkatan ini disebabkan adanya investasi dalam Sumber Daya Manusia sebesar Rp. 18.108.800,00 laporan laba rugi PG. Tjoekir Jombang menunjukkan jumlah Rp. 345.801.587,00 dengan Audit Konvensional sedangkan dengan menerapkan Audit Sumber Daya Manusia maka laba meningkat menjadi Rp. 363.910.387,00, hal ini disebabkan berkurangnya biaya administrasi dan umum sebesar Rp. 22.636.000,00 yang dikapitalisasikan selama % tahun. Sedangkan menguji penigkatan produktivitas kerja karyawan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t diperoleh sebagai berikut :
Y = 0,07214 0,164 (X1) 0,0578 (X2) 0,0432 (X3) 0,123 (X4)
Uji F diperoleh hasil Fhitung = 85,583
Uji t diperoleh hasil thitung X1 sebesar 0,164, X2 =0,0578, X3 =0,0432, X4 =0,123. Dari hasil analisa regresi linier berganda uji F dan uji t maka dapat disimpulkan bahwa ketrampilan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PG. Tjoekir Jombang merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dengan nilai 0,164 sedangkan pengaruh yang paling kecil yaitu pada sikap dan perilaku sebesar 0,0432
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa ketampilan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PG. Tjoekir Jombang merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Jadi penerapan Audit Sumber Daya Manusia dapat diterapkan di PG. Tjoekir Jombang karena PG. Tjoekir Jombang memperkerjakan karyawan dalam jumlah besar.

Kesimpulan:
Penelitian ini dilakukan dengan cara survey pada PG. Tjoekir di Jombang dengan judul “Penerapan Audit Sumber Daya Manusia guna meningkatkan produktivitas kerja bagian Sumber Daya Manusia pada PTPN X Persero PG. Tjoekir di Ds. Cukir Kec. Diwek Kab. Jombang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penerapan Audit terhadap Sumber Daya Manusia pada PG. Tjoekir di Cukir, untuk mengetahui pengaruh Audit Sumber Daya Manusia terhadap peningkatan produktivitas kerja bagian Sumber Daya Manusia, untuk memperbaiki citra profesionalisme kerja karyawan bagian produksi yang mulai menurun, untuk mengetahui perlakuan Audit Sumber Daya Manusia dalam laporan keuangan, Untuk mengetahui manfaat dan pengaruh Audit Sumber Daya Manusia bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

TRI SUCIYATI
21207114
3EB05
Pemeriksaan Akuntansi 2
Renny Nur'ainy

Posted: by Tri Suciyati in
0

PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Oleh
Lala M. Kolopaking
Ketua Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Catatan diskusi dalam Pelatihan Dosen-dosen Perguruan Tinggi Negeri Se Jawa-Bali dalam Bidang AUDIT LINGKUNGAN, Departemen Biologi FMIPA IPB, pada 11-20 September 2006 di Hotel Graha Dinar, Cisarua Bogor.


Bahasan mengenai peranserta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan adalah subyek bahasan cukup luas. Oleh karena peranserta masyarakat (terjemahan dari people participation) sering dimaknai sebagai suatu tindak sosial untuk mengambil bagian atau memberi andil atau memberi sumbangan pada aktivitas atau peristiwa.

Tindakan itu dapat dilakukan oleh perorangan atau sejumlah orang atau banyak orang yang diorganisasikan atau tidak terorganisasikan. Hal tersebut apabila kemudian dikaitkan dengan pengelolaan lingkungan (secara perundang-undangan dibarengi kata hidup), maka akan bermakna tindakan perorangan atau sejumlah orang untuk ambil bagian atau andil dalam upaya melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.

Dengan demikian, tulisan ini membatasi ulasan tentang hubungan peranserta masyarakat dengan pengelolaan lingkungan dalam konteks audit lingkungan. Dalam arti, peranserta masyarakat dalam proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh penanggung jawab usaha dan/atau suatu kegiatan tertentu.

Pengembangan Peranserta Masyarakat Dalam Audit Lingkungan : Sebuah Catatan
Prinsip-prinsip dasar pengelolaan lingkungan sering dikenal dengan 5 R Plus. R yang pertama adalah replace � ganti bahan baku/ teknologi proses. Hal yang berkaitan dengan upaya untuk mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat dari sumber kegiatan. Kedua, reduce � dengan cara mengendalikan pencemaran atau sumber perusakan lingkungan melalui cara menguurangi beban pencemaran dan/atau dengan melakukan penghematan sumber daya. R ketiga adalah recycle � daur ulang limbah. Prinsip ini untuk mengurangi pencemaran saat proses melalui pemanfaatan limbah. Keempat, adalah reuse � gunakan kembali limbah hasil produksi. R kelima adalah recovery � melakukan pemulihan akibat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Untuk itu, ada hal lain, yaitu membuang limbah secara aman dan memenuhi peraturan.

Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan tersebut hakekatnya mensyaratkan perubahan perilaku manusia dalam kaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Secara teoritis empirik kemudian dikenal langkah-langkah untuk membuat prinsip-prinsip tersebut menjadi instrumen normatif dan prosedural, seperti pembentukan gerakan moral, pemberian insentif ekonomi, merumuskan kebijakan dan penegakan hukum, pengembangan teknologi sampai pengupayaan Good Governance. Dalam konteks mengusahakan perubahan perilaku ini peranserta masyarakat menjadi penting.



Kesimpulan:
Dalam kerangka Audit Lingkungan hal-hal tentang pengelolaan lingkungan yang diuraikan di atas tetap diacu. Namun, dalam hal ini aras pengelolaan lingkungan sebatas aras proyek, bukan ekosistem atau dalam satuan administrasi pemerintahan (kabupaten, propinsi, nasional) maupun global. Artinya, peranserta masyarakat di sini lebih berkenaan dengan kaitan tindakan perorangan atau sejumlah orang yang diorganisir atau tidak terorganisir berinteraksi dengan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam usahanya setelah kegiatan usaha atau suatu kegiatan berjalan pada tahap operasi dan penanggung jawabnya berusaha menilai tingkat ketaatan opearsinya itu terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan sebelumnya. Lihat Gambar Instrumen Pengelolaan Lingkungan dan Siklus Proyek.
up date : 23 September 2006.

TRI SUCIYATI
21207114
3EB05
Pemeriksaan Akuntansi 2
Renny Nur'ainy