AKUNTANSI INTERNASIONAL UNTUK PERUBAHAN HARGA
Posted: Kamis, 17 Maret 2011 by Tri Suciyati inInflasi merupakan fenomena dunia yang banyak terjadi di Negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di Negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpangan dari convensional historical cost accounting yang memasukkan unsure perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset.
A. Pengaruh Inflasi pada Perusahaan
Inflasi mempengaruhi posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan, misalnya manajer dapat mengambil keputusan operasional yang tidak efisien jika ia tidak memahami pengaruh inflasi. Dalam kaitan dengan posisi keuangan, asset keuangan akan berkurang nilainya selama inflasi karena berkurangnya daya beli. Oleh karena itu, diperkenalkan alternative sistem akuntansi inflasi, yaitu general purchasing power accounting dan current value accounting.
B. Alternatif Pengukuran Akuntansi
1. General Purchasing Power (Akuntansi Daya Beli Umum)
General Purchasing Power accounting meliputi semua sistem yang dirancang untuk menjaga real purchasing power dari modal pemilik perusahaan dengan akuntansi untuk perubahan dalam tingkat harga. Filosofi utama adalah melaporkan asset, liabilities, pendapatan, dan expense dalam unit moneter dan daya beli yang sama. Menurut GPP bagian non keuangan dalam laporan keuangan dinilai ulang untuk mencerminkan suatu kesamaan daya beli atau common purchasing power umumnya pada akhir tanggal neraca. Sedangkan untuk laporan keuangan asset dan liabilities yang berupa aktiva lancar tidak disesuaikan karena biasanya stabil dalam periode daya beli 31 Desember, namun asset lain, pendapatan dan biaya harus disesuaikan.
2. Current Value Accounting (Akuntansi Arus Nilai Saat ini)
CVA meliputi semua system untuk menghitung nilai sekarang atau perubahan dalam harga khusus mencakup current cost accounting, replacement accounting, dan current exit price accounting / selling price accounting. CVA berkaitan dengan naik turunnya nilai asset tertentu bukan menurunnya daya beli sekarang, income tidak dipertimbangkan.
Ada dua pendekatan utama dalam CVA. Pertama, current cost/ replacement cost (Biaya Pengganti) yang banyak digunakan dalam asset nonmoneter yakni asset dinilai pada apa yang dikorbankan untuk menggantikannya. Kedua, current exit price / selling price / net realiable value (Biaya Penjualan) menilai asset pada tingkat harga penjualan dikurangi biaya pelengkap penjualan. CVA berakibat dalam holding gains dan kerugian saat asset non keuangan dinilai ualng dan lebih kompleks pengelolaannya.
3. Current Value : GPP Accounting
GPP dan CVA digabungkan dalam real value system.
C. IASB terhadap Akuntansi untuk Perubahan Harga dan Inflasi
Hal pertama yang ditunjukkan IASC, atau sekarang disebut IASB mengenai akuntansi inflasi yang muncul pada tahun 1977 di IAS 6, yaitu Respon Akuntansi pada Perubahan Harga. Pada poin tersebut, tidak ada standar definitive baik itu di Amerika Serikat atau di Inggris, dan ada ketidakpastian seperti bagaimana masalah akuntansi inflasi dapat diselesaikan di dua Negara tersebut.
Standar inflasi yang lebih definitive tidak muncul, hingga sampai pada tahun 1981 dengan keluarnya IAS 15, yaitu Refleksi Informasi Dampak Perubahan Harga, yang menggantikan IAS 6. Pada saat itu, FASB telah mengeluarkan SFAS 33 mengenai Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga.
Tipe-tipe utama informasi berikut ini mereflesikan dampak-dampak perubahan harga yang direkomendasikan untuk pengungkapan oleh IAS 15 sebagai berikut:
1. Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian penyusutan properti, bangunan dan peralatan.
2. Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian dari harga pokok penjualan.
3. Penyesuaian yang berkaitan dengan pos-pos keuangan, dampak peminjaman, atau bunga kepemilikan ketika penyesuaian ini telah dimasukkan ke dalam akun dalam menentukan pendapatan di bawah metode akuntansi yang diadopsi.
4. Dampak keseluruhan dari hasil atau pendapatan dari penyesuaian sebagaimana pada pos-pos lainnya yang mereflesikan dampak perubahan harga yang dilaporkan dibawah metode akuntansi yang diadopsi.
5. Ketika metode biaya sekarang diadopsi, biaya sekarang untuk property, bangunan, dan peralatan serta persediaan.
6. Metode yang diadopsi untuk menghitung informasi yang disebut dalam pos-pos sebelumnya, termasuk sifat dari indeks yang digunakan.
Hal yang membuat IAS 15 penting adalah karena IAS 15 mengenali kebutuhan informasi untuk diungkapkan, mengenai dampak peruabahan harga dan inflasi, serta memberikan pedoman khusus yang dapat diikuti oleh berbagai perusahaan untuk memperbaiki kualitas pengungkapan. Fakta bahwa adanya informasi pokok dari satu Negara ke Negara lainnya bisa berbeda, tentu saja ini menjadi masalah, tetapi profesi akuntansi jelas tidak bias diseseuaikan dengan solusi dunia.
Sumber: Makalah Akuntansi Internasional
Nama : TRI SUCIYATI
NPM : 21207114
Kelas : 4EB05
Matkul : Akuntansi Internasional
Dosen : Haryono, SE